sharia.co.id – “Insya Allah, dalam waktu
dekat, Film “Kemi” akan segera mulai
diproduksi,” kata Adian Husaini, penulis
Trilogi Novel Kemi dalam pernyataan persnya
kemarin (27/1) di Depok. Menurut Adian,
langkah pembuatan film itu dilakukan setelah
berkonsultasi dengan beberapa ulama dan
banyaknya usulan dan desakan dari
pembaca agar Novel Kemi sebaiknya
diaktualkan dalam bentuk film layar lebar.
Sastrawan taufiq Ismail mengapresiasi Novel
Kemi, sebagai satu novel yang berhasil
menggambarkan Pondok Pesantren dan
Kyai-nya sebagai sistem pendidikan ideal.
Novel Kemi dikenal dengan dialog-dialognya
yang khas dan tinggi dalam mengungkap
kelemahan pemikiran-pemikiran liberal dalam
Islam
Film “Kemi” akan disutradarai oleh Heru W.
Sukari, seorang sineas senior yang juga
dosen di Institut Kesenian Jakarta. Selain
memiliki pengalaman yang panjang dalam
dunia sinematografi, Heru W. Sukari juga
punya komitmen untuk berjuang melahirkan
film-film yang baik, apalagi yang memiliki
visi pencegahan dan penanggulangan
terhadap paham-paham liberal.
“Alhamdulillah, Mas Heru Sukawi yang
menghubungi saya dan menyampaikan
ketertarikannya untuk melahirkan Film Kemi,”
kata Adian.
Saat ini, persiapan produksi film Kemi
memasuki tahap finalisasi skenario,
pendataan calon-calon pemain, dan
penggalangan dana infaq serta calon
produser. “Kami ingin membuat film yang
berkualitas tinggi,” tambah Adian.
Mengapa harus Film? “Saat ini, diakui,
media audio-visual, seperti Film, merupakan
media dakwah yang paling efektif bagi
masyarakat luas,” kata Heru W. Sukawi.
Menurutnya, jangan sampai umat Islam
hanya mengeluh, marah, dan protes terhadap
munculnya aneka film yang mengumbar
paham dan perilaku liberal. “Kita harus
membuktikan, bahwa kita bisa berkarya; bisa
menampilkan produk film bermutu yang
mampu menunjukkan bahwa paham-paham
liberal sangat lemah pijakan berpikirnya dan
membahayakan iman dan akhlak manusia,”
tambahnya.
Karena itulah Heru W. Sukawi mengajak
umat Islam Indonesia memberikan dukungan
terhadap produksi film Kemi ini, dengan cara
memberikan infaq-nya atau bersedia menjadi
produser, baik sendiri maupun bergotong
royong. “Insya Allah, dengan izin Allah, kita
mampu melakukan sesuatu yang besar jika
kita bekerjasama,” tambah Adian Husaini,
yang belum lama ini meluncurkan lima judul
buku dalam rangka 50 tahun perjalanan
hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar